[FF] Stay and Remember Me (Chapter 4)

Gambar

Author             : misskangen

Type                : Sekuel

Genre              : Angst

Rating             : PG 15

Main Cast        : Im Yoona, Choi Siwon

Support Cast   : Kwon Yuri, Victoria Song, other casts

Disclaimer       : Cerita ini nyalah fiktif karangan author belaka. Semua cast yang ada meminjam nama idol Korea tersayang. Apabila terdapat kesamaan cerita maka suatu kebetulan yang sangat tak diharapkan ^^.

CHAPTER 4

Ruangan itu begitu sunyi, sepi, senyap. Tidak ada sesuatupun yang bisa menjadikan suasana di dalamnya berubah, ya… tentu saja berubah menjadi lebih ceria. Namun sepertinya ruangan itu hanya penuh dengan ketidakpastian. Ruangan itu dipenuhi dengan doa dan pengharapan dari seseorang yang masih tidak berhenti menolak realita yang ada di hadapannya.

Suara beep..beep..beep.. yang berasal dari kardiograf terdengar bak lonceng kematian di telinganya, ketakukan memenuhi pikirannya, dan sesak membuncah di dadanya. Tak pelak membuatnya ingin sekali berlari, meninggalkan kenyataan bahkan kalau bisa kembali ke masa lampau. Masa yang saat ini ingin ia perbaiki sehingga tidak akan pernah ada kata ‘penyesalan’ dan harus selalu berhadapan dengan kata ‘menyesakkan’.

Namun harapan hanyalah harapan, sebuah asa yang selalu diimpikan setiap orang akan menjadi kenyataan. Tapi pada akhirnya tidak semua orang dapat meraih kesenangan dari apa yang diharapkan bila yang terjadi justru adalah kebalikannya. Maka, realita menjadi hal paling pahit yang mau tak mau harus ditelan bahkan walaupun telah mati-matian untuk menolaknya.

 

 

Siwon POV

Aku masih berada di ruangan yang sama dengannya, namun tak sedetikpun dia menoleh ke arahku apalagi menyapaku. Dia masih tetap diam dan larut dalam dunia ketidaksadarannya. Saat ini yang bisa kulakukan hanya terus berharap sambil berdoa, semoga dia akan segera sadar. Aku akan terima apapun yang akan dia lakukan padaku nanti. Jika dia ingin memarahiku, memakiku, atau memukulku, aku akan terima. Segala sesuatu yang bisa aku lakukan untuknya saat ini hanya memberikan rasa penyesalan, menyesali segala kelalaianku terhadapnya, menyesali keegoisanku atas permintaannya, bahkan menyesali sikap aroganku pada semua perhatiannya.

Aku baru menyadari betapa aku adalah namja yang sangat bodoh, menyia-nyiakan seseorang yang begitu peduli padaku dan sekarang seseorang itu mungkin akan melupakanku bahkan meninggalkan aku. Melupakan?? Aku masih terus mengingat kata itu, aku takut pada kenyataan itu jika memang akan terjadi. Yoong aku mohon jangan lupakan aku, kau harus selalu mengingatku…

 

Siwon POV End

Siwon menemukan Yuri masih duduk di ruang tunggu rumah sakit. Gadis itu masih menundukkan kepalanya. Sudah tak lagi terdengar isak tangis darinya, tapi Siwon sangat tahu kalau gadis itu masih merasakan sesak dan sakit dalam hatinya, sama seperti yang dirasakannya.

Siwon memutuskan untuk duduk disebelahnya, berusaha untuk berbagi duka. Namun tak satupun kata yang keluar dari mulut keduanya. Mereka masih tetap membisu, masih larut dalam pikiran masing-masing.

“Kalian berdua masih disini?” suara itu membuyarkan lamunan Yuri dan Siwon, mereka berdua hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu. Mereka sama sekali tidak merasa aneh dengan kehadiran Han Ahjumma di hadapan mereka.

“Sebenarnya akan lebih baik kalau kalian tidak pernah mengetahui kenyataan itu. Lihat kondisi kalian sekarang, persis seperti orang yang habis kalah perang.” Han Ahjumma begitu sinis.

“Han Ahjumma, aku tidak peduli dengan keadaanku sekarang. Aku hanya peduli dengan kondisi Yoona. Aku ingin berada disampingnya ketika ia sadar nanti,” Yuri menyela kata-kata sinis wanita tua itu.

“Itulah alasannya mengapa aku mengatakan kalian lebih baik tidak usah tahu keadaan uri agassi. Dia tahu pada akhirnya kalian akan seperti ini, oleh karena itu dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dari kalian. Pasti kalian sudah menanyakan pada Dokter Kim perihal kondisi Agassi, akibat dari operasi yang dilakukannya…”

“Ahjumma, kami sudah tahu. Kau tidak perlu mengingatkannya lagi, yang terpenting sekarang adalah kesembuhan Yoona,” Siwon memotong kalimat wanita itu dengan sedikit kesal karena adanya nada kebencian dalam kata-kata wanita itu.

“Baguslah, itu artinya kau sudah bisa menerima jika nanti Agassi melupakanmu Tuan Choi. Aku pikir keadaan ini sangat baik untuk Agassi karena tidak perlu lagi merasa tersakiti dengan sikapmu yang mengabaikannya di waktu lalu,” Han Ahjumma masih saja memojokkan Siwon dengan kalimat-kalimat pedasnya.

Han Ahjumma semakin gencar menyerang pertahanan Siwon, dan pria itu diam saja. Lidahnya kelu tak mampu berkata-kata walau sepatah kata pun. Han Ahjumma benar dengan luka hati Yoona akan sikapnya selama ini, tapi menerima keadaan Yoona yang melupakannya adalah hal yang mustahil. Siwon terlalu mencintai Yoona hingga tak sanggup membayangkan bila hal itu terjadi.

 

 

“Aku tidak tahu apakah ini adalah momen yang tepat untuk memberikannya, tapi aku rasa tidak salahnya sedikit lebih cepat memberikan titipan Yoona Agassi pada kalian berdua,” Han Ahjumma menyodorkan dua buah bungkusan kecil. Lebih tepatnya dua kotak CD yang dibungkus dengan baik.

“Ige mwoya?” Siwon mengerutkan dahinya, masih belum mengambil benda tersebut. Yuri juga sama, masih tidak yakin dengan benda yang diberikan Han Ahjumma.

“Terimalah… Ini adalah hal terakhir yang ingin Agassi berikan kepada kalian apapun yang terjadi padanya. Seandainya agassi tak mampu bertahanpun kalian harus tetap menerimanya agar kalian tahu apa yang sebenarnya ada dalam pikirannya sesaat sebelum kondisinya menjadi seperti ini,” nada bicara wanita itu sangat dingin.

Pada akhirnya dengan berat hati dan sedikit penasaran Siwon dan Yoona menerima benda itu.

Siwon POV

Rasanya aku tidak sanggup untuk memutar CD ini dan melihat isinya. Han ahjumma memberikannya di rumah sakit tadi untukku dan Yuri, katanya CD ini merupakan pesan terakhir Yoona sebelum menjalani operasi. Aku harus menguatkan diriku untuk melihatnya.

Aku sengaja pulang ke apartemen meninggalkan Yoona untuk sementara hanya untuk melihat isi CD ini. Sesaat setelah CD itu berputar dalam DVD Player dan melihat output di layar televisi berupa video yang hanya berisi dirinya. Aku melihatnya duduk manis, menatap lurus kearahku dalam rekaman CD itu. Dia tersenyum, senyum yang sangat aku rindukan.

Siwon Oppa, Anyeong…. Saat kau melihat CD ini, aku tidak tahu bagaimana keadaanku nanti. Tapi yang pasti aku ingin meminta maaf padamu, maaf bila aku tidak bisa menjadi yeoja seperti yang Oppa inginkan. Jujur saja aku merasa cemburu dengan pekerjaanmu yang setiap waktu selalu bisa ada disisimu. Bahkan aku juga cemburu pada Victoria Eonni, yang bisa berdekatan denganmu lebih lama daripada aku. Tapi sekarang aku harus bisa merelakanmu padanya. Oppa…aku pikir Victoria Eonni wanita yang baik, dia pasti bisa menggantikan posisiku.

 

 

Maafkan aku karena harus bersikap seperti ini. Maafkan aku tidak pernah mengatakan padamu tentang keadaanku, aku tidak ingin kau menjadi sedih dan akupun tak ingin dikasihani. Aku ingin kau terus menjalani hidupmu dengan baik, tanpa ada beban dariku lagi.

 

 

Oppa, mungkin nanti aku akan lupa padamu. Siapa dirimu, bagaimana hubunganku denganmu, dan kenangan-kenanganku bersamamu. Walau itu bukan kemauanku, tapi aku harus memilih. Sekali lagi maafkan aku, karena aku sudah sangat egois memilih hidup tanpa dirimu. Aku lebih memilih hidupku sendiri dengan memoriku yang tersisa.

 

 

Oppa, lupakanlah aku. Lupakan semua tentangku dan kenanganku. Hiduplah bahagia karena masih banyak yeoja yang pasti lebih baik dariku di luar sana. Selamat tinggal, Oppa. Aku dengan diriku saat ini sangat mencintaimu. Maafkan aku untuk semuanya…”

Dia mengakhiri semua itu dengan linangan air mata namun masih memaksakan diri untuk tersenyum. Sedangkan aku tak mampu berbuat apapun, air mataku juga jatuh tak tertahankan. Bagaimana mungkin dia berpikir seperti itu, bagaimana mungkin aku bisa melupakannya, tentangnya, kenangannya??

Yoong, kau membuatku semakin terpuruk dalam penyesalan dengan pesanmu dalam CD ini. Aku tidak percaya kau berpikir sangat pendek tentang perasaanku padamu. Mungkin aku memang tidak bisa memberimu perhatian setiap saat, bahkan sikapku selalu menyakitimu. Tapi satu hal yang pasti, cintaku padamu begitu dalam, tulus, tak bisa diganggu-gugat. Tidakkah kau sadari itu?

 

Siwon POV End

 

 

Yuri POV

Aku duduk di dekatnya dan memandanginya. Walaupun dia sakit dan pucat namun wajahnya tetap terlihat sangat cantik. Satu hal yang pada awalnya cukup membuatku iri. Tapi lama kelamaan aku terbiasa apalagi setelah tahu bahwa apa yang terlihat di luar sama dengan yang ada di dalamnya, yah… dia cantik luar dalam. Hal itu yang membuatku sangat menyayanginya.

Yoona adalah sahabat, adik, dan kakak bagiku. Bertahun-tahun lamanya aku bersahabat dengannya tak sedetikpun pernah terpikir untuk meninggalkannya atau melupakannya. Tapi kenapa kenyataan bahwa dia akan lupa padaku sekarang sedang ada dihadapanku. Aku benar-benar takut bila hal itu sampai terjadi. Seburuk apapun dan bagaimanapun nantinya, aku tak akan pernah berhenti berharap agar Yoona segera membuka matanya.

“Yoona-yah, kau tega sekali. Kau mengirimi aku pesan dan kau bilang akan melupakanku. Memangnya persahabatan kita hanya berlangsung saat kau sehat saja? Kau tahu, aku akan selalu menjadi sahabatmu walaupun kau lupa padaku. Aku akan selalu menjadi buku curhatmu walau kau berniat membuangnya. Aku akan selalu…selalu berada disisimu walau kau berkata kau tak membutuhkanku…” aku tak sanggup melanjutkan kata-kataku. Sejak aku masuk ke kamar ICU ini, air mataku tak berhenti meleleh.

Aku masih memegang tangannya yang dingin, ia masih belum meresponku. Suara detak jantungnya yang ditunjukkan kardiograf disampingku itu masih begitu lemah. Tahukah kau Yoong, aku tidak sanggup melihatmu seperti ini… Aku menangis lagi, aku menelungkupkan wajahku diatas tangannya. Tuhan…aku mohon kembalikan sahabatku kepada kami semua disini. Aku mohon dengan sangat…

 

 

Tiitt…tiittt..tiiitttt….

Apa itu, mengapa suara detak jantungnya tiba-tiba berubah kencang. Dokter, aku harus memanggil dokter sekarang. Namun ketika aku bangkit, aku melihat matanya terbuka. Yoona telah sadar…

“Yoona-yah, kau sudah sadar. Otthe, maksudku bagaimana keadaanmu, apa yang kau rasakan??” aku sangat bersemangat melihatnya tersadar dari koma.

Dia masih mengerjapkan matanya, sepertinya matanya sedang menyesuaikan diri dengan cahaya yang ada di ruangan ini. Setelah cukup lama mengumpulkan energi tubuhnya akhirnya Yoona menoleh ke arahku, dia melihatku… memandangku dengan matanya yang sangat sayu.

“mmm…ani. aku merasa lemas sekali, Yul”

“Yul? Kau mengenalku? Kau tidak lupa padaku?” aku kaget mendengarnya memanggil namaku.

Yoona mengerjapkan matanya kembali, terlihat sedikit kerutan di antara kedua alisnya. Kemudian aku melihatnya tersenyum kecil.

“Mwo? Tentu saja aku mengenalmu, kau itu kan Kwon Yuri, sahabat baikku sejak SMP. Tapi mengapa wajahmu sedikit berubah Yul, kau terlihat agak tua eh..maksudku kau lebih dewasa,” dia berusaha bercanda walau suaranya masih terdengar sangat lemah.

“Yoong, berhentilah bercanda. Aku panggilkan dokter dulu ya..” aku berlari memanggil dokter. Siwon Oppa pasti senang mendengar hal ini, Yoona masih ingat padaku dan mungkin dia juga ingat pada Siwon Oppa.

Aku berlari keluar dari ruang ICU dan segera mencari Dokter Kim. Yoona sudah sadar, terima kasih Tuhan…..

 

Yuri POV End

“Syukurlah kau sudah sadar, Yoona-ssi. Aku mengkhawatirkan keadaanmu yang koma lebih dari seminggu. Sekarang keadaanmu sudah mulai membaik. Ini seperti keajaiban. Apa yang kau rasakan sekarang?” kata dokter Kim setelah memeriksa keadaan Yoona.

“Aku hanya merasa tubuhku sangat lemas. Tapi aku ini sakit apa, mengapa dokter bilang aku koma” tanya Yoona penasaran.

“Jadi kau tidak ingat penyakit apa yang kau derita? Bukankah kau mengingatku?” kata Yuri agak khawatir.

“Aku tidak tahu. Hei, Yuri kau ini kenapa bertingkah aneh sekali, selalu bertanya apa aku mengingatmu. Lihat pakaianmu itu, kau terlihat seperti wanita yang sudah menikah lebih tepatnya seperti seorang Ahjumma. Selain wajahmu yang berubah dewasa, ternyata gaya berpakaianmu juga ikut berubah.”

“Mwo? Aku pikir tidak ada yang salah dengan pakaianku. Lagipula selama ini kau tidak pernah protes dengan apapun yang kupakai. Dokter, kenapa Yoona jadi aneh begini,” tanya Yuri berpaling kepada dokter setelah memandangi Yoona.

“Mungkin ada kaitannya dengan memorinya. Yoona-ssi, apa kau ingat hal terakhir yang kau lakukan sebelum koma?”

Yoona mencoba mengingat, tapi dia malah kesakitan “aduh..kepalaku sakit sekali mengingatnya. Aku hanya ingat aku bolos sekolah dengan Yuri dan pergi ke taman bermain, sampai di rumah ayah memarahiku dan setelah itu semuanya berubah gelap”

“Sekolah dan taman hiburan, kemudian dimarahi ayah? Ya ampun, kejadian itu sudah lima tahun yang lalu. Yoona kau yakin hanya itu yang kau ingat? Kau tidak ingat yang lainnya, misalnya kuliahmu, pekerjaanmu, atau pacarmu?” tanya Yuri pada Yoona yang menjadi kebingungan dengan pertanyaan itu.

Siwon baru saja tiba, dia kaget dengan kesadaran Yoona tapi tak urung membuatnya langsung memeluk Yoona.

“Yoong, kau sudah sadar. Chagiya, aku senang sekali akhirnya kau membuka matamu. Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu,” kata Siwon sambil memeluk Yoona.

“Chagi?? Kenapa kau memanggilku seperti itu. Yul, namja ini…. nuguya??”

“Mwo??? Kau tidak mengenalnya? Tidak mungkin, dia itu Siwon Oppa. Dia itu namjachingu-mu!!” Yuri tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Yoona. Yoona kembali mengerutkan dahinya, merasa bingung dengan semua perkataan Yuri.

“Maaf, Tuan. Aku rasa kau salah orang. Aku tidak punya namjachingu. Yuri memang senang sekali bercanda dan menggodaku.” Siwon terperanjat mendengarnya.

“Ani, Yuri tidak bercanda Yoong. Dia bersungguh-sungguh. Coba…cobalah kau ingat. Aku adalah satu-satunya namja yang mencintaimu dan senantiasa menyayangimu. Aku…aku Choi Siwon adalah masa lalu maupun masa depanmu…” Siwon menatap Yoona, dan setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

“Mianhae… tapi aku sama sekali tak mengingatmu. Mianhaeee….” suara Yoona hampir terdengar berbisik tapi Siwon dapat mendengarnya.

 

Bagaimana ini, dia lupa padaku. Andwe… Yoona kau tak boleh, tak boleh lupa padaku. Kalau kau terus-terusan lupa padaku, bisa-bisa aku mati, batin Siwon.

 

 

TBC

Segitu aja yang bisa aku tulis untuk part ga penting yang satu ini. Asli ide lagi benar-benar buntu, jadi mohon maaf kalau para reader ga puas dengan hasilnya *bow bow bow*

Maafkan juga… kalau ceritanya makin gaje… nih udah hampir nyampe ke ujung ceritanya. Teteupp…jangan lupa tinggalkan RCL yah…

Nantikan terus kelanjutan ceritanya…(bagi yang memang suka, terima kasih untuk menunggu bagian selanjutnya).

39 comments

  1. 😦 ingatannya cuma sampe masa smp. Next chapter 5 penasaran mau tau endingnya, yuk ah thor izin mau baca hehehehe

  2. Mwo?yoona lupa sama siwon?aigo…uri siwon kasian banget kamu.apa yg bakal dilakuin siwon ya biar yoona bisa mengingatnya lg?ayooo next chapter…drpd nebak2 Ga jelas hehe…

  3. Akhirnya yoona sadar
    Dan dia melupakan memorinya dgn siwon
    Gmn terus kelanjutan hubungaan mereka??

  4. Akhirnya yoona sadar juga tapi dia ngelupain siwon.. mungkin itu juga pelajaran buat siwon karna sikapnya dulu ke yoona..

  5. mwo..??ingatan yoona ternyata gk sepenuhnya pulih,,pasti siwon oppa sedih banget,,kata “andai” emang pantas buat siwon oppa

Please Leave Your Lovely Ideas, Good Readers!!